(Harian Analisa, 30 November 2018)

Banyak kisah mengungkap bahwa Muhammad saw. adalah Nabi yang baik. Manusia sempurna yang diutus ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Keberhasilannya menjadi pemimpin bagi umat Islam diakui oleh banyak kalangan. Dalam bukunya berjudul 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, Michael H. Hart menempatkan Muhammad pada urutan pertama sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya manusia sepanjang sejarah yang sangat berhasil baik pada level keagamaan maupun sekuler.

Craig Considine, seorang Nasrani yang juga dosen Sosiologi di Rice University Amerika Serikat, melalui buku Muhammad Nabi Cinta, mengungkap banyak hal tentang sosok Nabi Muhammad. Sebagaimana non-Muslim pada umumnya, Craig dulu menganggap bahwa Islam adalah Bin Laden, Al-Qaeda, dan kekerasan sebagaimana digambarkan media. Namun, saat kuliah di American University dan bertemu dengan Prof. Akbar Ahmed, persepsinya tentang Islam berubah total. Bahkan, ia mengagumi Muhammad saw., sebagai Nabi umat Islam, dan membuatnya tertarik mempelajari Islam lebih dalam.

Craig mengaku, selama ini banyak orang bertanya, kenapa ia sangat tertarik mempelajari Islam, sementara ia sendiri penganut Kristen. Dengan gamblang ia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu bahwa, ia haus akan makna di mana pun ia bisa ditemukan. Ia tak peduli jika makna yang dia cari berada di padang pasir Arab Saudi atau di sebuah desa kecil di Prancis. Ia ingin menjembatani dunia-dunia yang ia pahami, melalui penciptaan makna. Ia ingin menemukan sumber-sumber yang menuntun pada kedamaian (hlm. 65).

Dalam buku ini, Craig menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Hal ini dibuktikan saat Kalangan Kristen Najran diundang ke Madinah untuk mendiskusikan perihal pemerintahan, politik, dan agama. Setelah melakukan perbincangan diplomatik, umat Kristen Najran izin ke luar masjid untuk melakukan ibadah, karena di sana tidak ada satu pun gereja terdekat. Namun, akhirnya, Muhammad mengizinkan mereka melakukan ibadah di dalam masjid Nabawi.

Selain mengizinkan beribadah di masjid umat Islam tersebut, Muhammad juga menjamin keamanan, nyawa, harta benda, dan hak asasi mereka seperti kebebasan hati nurani dan kebebasan beragama (hlm. 7).

Craig juga memaparkan mengapa ia begitu mengagumi Muhammad, sosok pemimpin yang begitu berpengaruh. Menurutnya, ia mengagumi Muhammad karena dia penganjur kesetaraan. Muhammad adalah pemimpin yang tidak rasis. Dalam khutbah terakhirnya di Gunung Arafah, dia menyatakan, “Orang Arab tidak lebih unggul dari orang non-Arab, begitupun orang non-Arab tidak lebih unggul dari orang Arab. Orang kulit putih tidak lebih unggul dari orang kulit hitam dan orang kulit hitam tidak lebih unggul dari orang kulit putih, kecuali karena kesalehan dan amal perbuatan baik,” (hlm. 140).

Dalam buku 184 halaman ini, Craig juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok yang anti-rasisme. Hal itu terbukti dengan persahabatan Nabi dengan Bilal bin Rabah, seorang budak kulit hitam yang naik ke posisi terkemuka dalam komunitas Muslim Arab abad ke-7. Bilal sedemikian dihormati di kalangan para sahabat, sehingga orang-orang menyebutnya “tuan”. Dia akhirnya menjadi muazin (penyeru azan) Muhammad, atau pemimpin yang bertanggung jawab menyeru umat Islam untuk melaksanakan salat lima waktu. Dengan memilih Bilal untuk menduduki posisi terhormat ini, Nabi Muhammad menyatakan dengan gamblang bahwa ekslusi dan subordinasi sosial berdasarkan suku dan ras tidak dibolehkan dalam masyarakat Islam yang sejati (hlm. 12).

Karena itu, dalam rangka momentum hari lahir sang nabi (Maulid Nabi) yakni pada 12 Rabiul Awal, 9 Menunjukkan bahwa ajaran Islam yang dibawa Muhammad adalah ajaran yang sarat dengan cinta damai dan antikekerasan. Bahwa ajaran Islam yang sejati itu mengutamakan kasih sayang, bukan kekerasan dan kebrutalan sebagaimana digambarkan oleh banyak media yang anti-Islam. (*)

Muhammad Nabi Cinta | Craig Considine | Noura Books | Pertama, September 2018 | xx + 184 Halaman | 9786023855384

Muhammad Nabi Cinta - Harian Analisa - 30 November 2018 - Untung Wahyudi

 

Leave a comment