(Koran Jakarta, 30 Oktober 2018)

Nama Alamanda Shantika Santoso bukanlah nama yang asing di dunia startup tanah air. Sosoknya sangat inspiratif karena mengilhami banyak orang untuk bergerak dan berkreasi seiring perkembangan teknologi yang begitu canggih. Kiprahnya di bidang startup dikenal masyarakat luas sejak dia bergabung dengan Go-Jek sebagai Vice President selama dua tahun.

Purpose adalah buku yang mengupas rahasia sukses sekaligus perjuangannya berproses dari nol. Terlahir dari anak seorang pengusaha sukses, sebenarnya Alamanda sejak kecil bisa saja minta istana atau apa saja yang diinginkannya. Tapi, itu tidak dilakukannya karena cita-citanya adalah melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Menurutnya, segala sesuatu harus dimulai dari pendidikan, termasuk untuk membangun sebuah mimpi dan cita-cita. Namun, mimpi itu ternyata harus terkubur karena orangtuanya jatuh bangkrut. Aset kekayaan ayahnya dipakai untuk menalangi keuangan perusahaan dan berobat karena ayahnya waktu itu terserang strok.

Saat itulah Alamanda mulai berpikir bagaimana agar keluarganya bisa bangkit kembali. Jangankan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri sebagaimana mimpinya. Waktu itu, untuk membayar uang pendaftaran Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebesar Rp150.000 saja dia tidak punya. Keinginan untuk masuk Jurusan Filsafat Universitas Indonesia sebagai pengganti sementara cita-cita kuliahnya di London juga harus ikut pupus.

Tetapi, Alamanda harus melanjutkan kehidupan. Dengan keadaan keluarga seperti itu, ia harus mencari cara untuk bertahan hidup. Ia merasa tidak ada waktu untuk mencari passion. Istilah “find your passion” rasanya tidak tepat bagi dia. Apa yang ada dalam pikirannya saat itu tidak lain adalah bagaimana cara mendapat uang dan mengembalikan kehidupan seperti dulu. Yang dia lakukan adalah melihat semua peluang yang ada di depan dan menggunakan keahlian dan kekuatan apa pun yang dia miliki (hlm. 5).

Upaya pertama yang dia lakukan yaitu berjualan di situs jual-beli online. Di sana dia jual semua yang bisa dijual. Dari kucing, celana jins, jaket, replika, tanaman anturium yang mendadak harganya meledak, hingga tokek yang dia hargai satu miliar. Bahkan, untuk bisa mendapat uang lebih, dia sampai jualan DVD bajakan.

Upaya lainnya yang dia lakukan adalah menjadi guru privat matematika dan fisika untuk anak SD, SMP, dan SMP. Peluang itu dia ambil karena banyak temannya di kampus yang juga menjadi guru privat.

Kelebihannnya di bidang teknologi (dia belajar IT sejak umur 14 tahun), membuatnya begitu bersemangat mengembangkan kemampuannya untuk mengelola usaha yang bergerak di bidang digital, khususnya dunia pemrograman dan coding. Dia sering mendapat proyek membuat situs atau website perusahaan yang nominalnya hingga jutaan rupiah. Hingga pada suatu ketika, dalam sebuah presentasi, dia bertemu dengan Nadiem Makarim, pendiri Go-Jek Indonesia. Nadiem memuji kemampuan Alamanda dan mengiranya lulusan pergutuan tinggi luar negeri.

Perkenalannya dengan Nadiem lah yang akhirnya membawa Alamanda bergabung dengan Go-Jek. Bisa dibilang, Alamanda adalah salah satu orang yang ikut membesarkan startup yang bergerak di bidang moda transportasi tersebut. Di Go-Jek Alamanda belajar tentang kerja keras dan kegigihan, terutama dari sosok sederhana tapi ulet seperti Nadiem (hlm. 45).

Namun, dua tahun sebagai Vice President Go-Jek, Alamanda mengundurkan diri dan merintis usaha sendiri yakni dengan mendirikan Binar Academy. Binar Academy merupakan sebuah sekolah gratis dan terjangkau untuk mewujudkan visinya mengevolusi dunia pendidikan serta membentuk ekosistem digital di Indonesia. Binar Academy bertujuan mencetak para penerus digital Indonesia yang berkualitas hingga coder terbaik Indonesia.

Melalui buku setebal 128 halaman ini, pembaca diajak menelusuri pikiran seorang Alamanda. Tentang pendapatnya mengenai kehidupan, bagaimana makna dan pentingnya sebuah kolaborasi. Hingga pentingnya bekerja keras dan cerdas untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan. (*)

Purpose | Alamanda Shantika Sontoso | B-first | I, September 2018 | vvi + 128 Halaman

Purpose - Koran Jakarta - 30 Oktober 2018 - Untung Wahyudi

Leave a comment